BODOH ! SUDAH PINTER !!!
Diawali dengan berakhirnya Kresna memberi ceramah tentang "Pelanggaran Hukum
Alam, penyebab stress" yang diselenggarakan oleh salah satu Lions Club di
Bandung bekerjasama dengan Indonesian Marketing Association Cabang Bandung,
Kamajaya mengunjungi Kresna di penginapannya., hotel berbintang tiga.
Kamajaya yang tubuhnya keker, berumur 50 tahun lebih, berpakaian necis ,
berarloji Rolex emas dan sepatunya Bally. mulai mengadakan dialog dengan
Kresna yang berpenampilan sederhana tapi penuh senyum disertai pandangan
matanya yang menggigit.
Kamajaya:" Pak Kresna. Saya susah tidur, tolong bantu saya, apa obatnya?"
Kresna tertawa dalam hati, karena dianggap oleh tamunya sebagai shinse
penyembuh penyakit "tidak bisa tidur".
Kresna tidak langsung menjawab, hanya senyum dan melihat sekelilingnya,
masih ada suami-istri Jeffrey dan seorang gadis cantik yang dia lupa
namanya. Istri Jeffrey mempergunakan busana dan asesoir yang sederhana
sebagai ciri OKL (Orang Kaya Lama) dibandingkan OKB (Orang Kaya Baru) yang
biasanya memamerkan kekayaannya.
Memecahkan kesunyian, Kresna balik bertanya: " Pak Jaya, anda bisa enggak
mengindentifikasikan penyebabnya; apa sebab Bapak tidak bisa tidur?"
Dengan cepat menjawab: " Ya Pak. Saya habis ditipu dua milyard! Dua milyard
rupiah", sepertinya dia mengetahui apa yang ada di benak Kresna " rupiah
atau dollar".
Jeffrey menambahkan:" Memang benar Pak, dia baru saja ditipu dua milyard.
Ditipu wanita, yang mengambil barangnya dan kabur!"
Kresna dengan cepat pula menangkap maksudnya, karena dia baru beberapa hari
yang lalu membaca di Koran, telah terjadi penipuan oleh seorang wanita
kepada beberapa perusahaan besar di Bandung.
"Barangnya apa, Pak?' Hampir berbarengan Jeffrey dan Kamajaya menjawab:
"Obat, Pak!'
Kresna terdiam sebentar sepertinya sedang mencari ilham jawabannya untuk
Kamajaya yang pemilik pabrik obat dan Jeffrey yang berusaha sebagai
distributor berbagai merk obat-obatan untuk Jawa Barat.
Kresna sambil menatap dengan sinar matanya yang tajam kepada Kamajaya,
memulai lagi: "Sebelum saya memberikan obat, terlebih dulu saya akan
mengajukan beberapa pertanyaan yang secara jujur Bapak harus jawab. Setuju?"
Kamajaya menganggukkan kepalanya sambil menjawab: "Setuju!".
"Bapak dan keluarga Bapak, makan sehari berapa kali?"
"Tiga kali kali", jawabnya
"Bapak punya berapa mobil untuk keperluan di rumah?"
" Tiga!".
"Bagaimana dengan anak-anak sehat dan masih sekolah atau ada yang sudah
berumahtangga?'.
" Ada tiga, Pak, Dua sekolah di Australia dan satu di Inggris. Belum ada
yang kawin, tapi sudah punya pacar".
"Bagaimana dengan assets yang masih ada?"
" Menurut appraisal, pabrik saya bernilai delapan belas milyard".
"Bapak suka jalan-jalan keluar negeri untuk bisnis maupun dengan keluarga
waktu liburan?"
"Suka Pak, tahun lalu keliling Amerika".
"Apakah Bapak pernah melihat uang kontan sejumlah dua milyard secara
langsung?"
"Belum pernah Pak, biasanya hanya laporan Bank atau cheque atau giro saja.
Tidak pernah melihat langsung uang kontan sejumlah itu".
Semuanya terdiam, ketika menunggu, apa lagi yang akan ditanya Kresna.
Kresna mulai lagi: " Sekarang saya balik pertanyaannya. Apakah Bapak dan
keluarga Bapak sudah tidak bisa makan sehari tiga kali? Apakah Bapak,
setelah ditipu dua milyard, sudah tidak bisa lagi jalan-jalan keluar
negeri? Setelah Bapak ditipu itu, apakah Bapak sudah tidak bisa membeayai
sekolah anak-anak? Apakah Bapak, sudah tidak suka melihat wanita cantik?"
Kamajaya melirik dua wanita di depannya dan menjawab:"Terus terang Pak,
masih juga siii.."
Semua yang hadir tertawa, termasuk Kresna. Seolah-olah break alias ngaso,
mereka minum yang telah dipesan sebelumnya dari room-service, air jeruk,
tomato-juice, papaya-juice, air putih kegemaran Jeffrey dan kopi yang biasa
digemari Kresna.
Dengan nada suara yang agak berat dan mantap, Kresna memulai lagi: "Boleh
saya terus terang Pak Jaya?"
Kamajaya melihat ke Kresna dan menjawab: "Boleh saja, 'kan saya minta
bantuan Pak Kresna".
"Begini Pak", Kresna berhenti sebentar, lalu langsung mengatakan: "Bapak
bodoh, benar-benar bodoh!"
Lima manusia terdiam, bergerakpun juga tidak. Wajah Kamajaya berkerut-kerut,
tapi belum berani memberi komentar.
"Pak, mengapa saya dianggap bodoh?", akhirnya Kamajaya memecahkan keheningan
dengan pertanyaannya.
"Begini Pak", jawab Kresna "Ternyata, setelah Bapak ditipu itu, sesungguhnya
kehidupan Bapak dan keluarga Bapak sehari-hari, tidak pernah berobah! Bapak
masih tetap seperti dulu sebelum kena tipu itu, masih bisa menikmati hidup,
enjoy life ! Pabrik masih produksi seperti biasa. Betul apa enggak; coba
jawab jujur".
Kamajaya terdiam, Jeffrey suami-istri juga tidak memberi komentar, gadis
cantik di kamar itu bungkam seribu bahasa.
Ahkirnya Kamajaya menjawab juga: " Bapak benar! Sebenarnya kehidupan saya
dan keluarga saya tidak mengalami perobahan, sekalipun saya ditipu"
Istri Jeffrey ikut nimbrung:" Benar Pak Kresna. Dia masih tetap kaya
sekalipun dimakan orang dua milyard. Tidak seperti suami saya, kerja keras
setiap hari, tapi belum pernah punya uang dua milyard". Jeffrey hanya
tersenyum saja sebagaimana biasanya jika istrinya berbicara tentang diri
suaminya.
Si gadis cantik (yang ternyata MBA lulusan Amerika Serikat) memberikan
pendapatnya:" Memang Pak. Saya dapat merasakan kebenaran yang Bapak
ungkapkan tadi. Kehidupan Pak Jaya tetap saja baik, senang, bisa jalan-jalan
sama keluarga, anak-anaknya pandai-pandai, apalagi yang dirisaukan???".
Kresna menyambungnya:" Nah, jadi Bapak enggak bisa bobo nyenyak bahkan susah
tidur, karena Bapak hanya teringat barang yang ditipu; lupa bahwa kehilangan
itu sama sekali tidak berpengaruh kepada kehidupan sehari-hari, masih tetap
bisa enjoy life seperti sebelum ditipu, ya 'kaaannnn???"
Karena lainnya terdiam, Kresna melanjutkan: " Kalau saya jadi Bapak, saya
menyerahkan soal penipuan itu ke lawyer, usahakan bisa dikembalikan. Jika
berhasil, syukur, tetapi kalau gagal, yaa tidak apa-apa. Pabrik masih
berjalan lancar, obat-obatan tetap dibutuhkan masyarakat, distributornya
jago-jago seperti Pak Jeffrey. Jadi kalau andaikan saya Bapak, saya tetap
saja bisa tidur enak, sekalipun kehilangan dua milyard. Ya, memang pikiran
itu tidak dapat dihilangkan, tapi coba bandingkan dengan apa yang saya
sampaikan tadi, pasti Bapak bisa kembali tenang. Malahan kalau tidak tenang,
memimpin pabrik jadi enggak bisa full dengan segala kemungkinan negatifnya.
Kesimpulan jawaban saya kepada Bapak adalah bahwa obatnya enggak bisa tidur
Bapak, berada dalam diri Bapak sendiri! Mohon Bapak renungkan di rumah
nanti. Jika masih ada pertanyaan, hubungi saya", sambil Kresna memberikan
kartunamanya kepada Kamajaya.
Dalam obrolan yang sampai larut malam itu, Kresna dengan cara lain,
meyakinkan Kamajaya atas kekeliruannya dalam berpikir dan berperasaan,
dengan menjelaskan tentang Hukum Alam mengenai perobahan yang abadi dan
hukum-hukum alam lainnya yang jika dilanggar pasti manusia akan menderita
perasaannya bahkan stress sampai bisa jadi gila.
Jam 01.45 mereka baru bubaran.
Dari kamar atas, Kresna melihat para tamunya mengendarai Mercedez Baby Benz
yang terbaru, mereka masih sempat menengok ke atas, kekamar Kresna yang
kembali sunyi di dini hari.
Kresna masih berpikir : " Beginilah manusia di bumi. Mereka merasa menderita
dalam berbagai bentuk manifestasinya, karena tidak lain keterikatannya
kepada materi terlalu kuat!"
Tiga hari kemudian, Kresna menerima ucapan terima kasih Kamajaya melalui
telpon interlokal ke Jakarta, karena sudah bisa tidur seperti biasa lagi,
sambil menanyakan nomor rekening dan bank apa yang dipergunakan Kresna,
diluar dugaan Kresna sendiri.
Pada ujungnya, Kresna menyampaikan kalimatnya ini : "Nah, Pak Jaya sudah
pinter !!!"